“Lalu datanglah Tuhan, berdiri disana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: “Samuel! Samuel!” Dan Samuel menjawab “Berbicaralah, sebab hambaMu ini mendengar.”
I Sam 3:10
Saya baru saja mengalami sebuah pengalaman pahit. Ada seseorang yang memanggil saya, berusaha menegur saya, namun saya tidak mendengarkan. Saya kemudian kembali tenggelam dalam kesibukan saya, kembali tenggelam dalam keseharian saya, sementara suara yang memanggil saya semakin lemah dan waktu berjalan semakin jauh. Tanpa terasa suara itu kemudian lenyap, dan tidak terdengar lagi. Justru pada saat saya mulai menyendengkan telinga untuk mendengar, berbicara, dan bercengkerama. Justru pada saat saya mulai memalingkan hati, suara itu lenyap, hilang dan tidak ditemukan lagi. Apapun yang dilakukan kemudian sudah terlambat, dan saya hanya bisa menyalahkan diri sendiri.
Samuel nyaris mengalami hal yang sama. Ketika Tuhan memanggil Samuel, yang sebenarnya tidur 'dekat' dengan Tuhan yaitu di dekat Tabut Perjanjian, ia tidak menyadari panggilan Tuhan. Ia kembali tidur sesudah bertanya kepada Imam Eli, yang juga tidak menyadarinya. Begitu seterusnya sampai tiga kali! Persis sama dengan kita, yang mendengar panggilan Tuhan, namun kemudian hanya kembali ke kehidupan kita sehari-hari, dengan dosa-dosa dan kejijikan seperti biasa. Berkali-kali pula Ia memanggil, berkali-kali pula kita acuhkan. Untungnya, Samuel memiliki Imam Eli yang membatunya memahami pesan Tuhan yang sesungguhnya. Dan, Tuhan juga panjang sabar dan penuh kasih setia, karena Ia tetap memanggil Samuel walaupun sudah diacuhkan sebanyak 3 kali. Tuhan punya rencana besar untuk Samuel, dan Tuhan tidak mudah menyerah.
Untuk itu, kita harus selalu menjaga kepekaan telinga dan hati kita. Jangan lengah, sebab Tuhan dapat memanggil sewaktu-waktu. Jangan juga berjuang sendirian, carilah seorang pembimbing dalam Kristus, seperti Imam Eli dan Samuel, yang bisa membimbing kita mengenali suara Tuhan yang sesungguhnya. Ingat, Allah memanggil kita sewaktu-waktu. RencanaNya tetap, indah pada waktunya!