Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa diantara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan ini"
Yohanes 8:7
Inilah drama paling mutakhir dari Sinetron Penegakan Hukum di Indonesia! Jaksa Agung Abdul Rachman Saleh bertengkar dengan Komisi III DPR. Sesudah sidang di-skors, suasana tetap panas. Anggota Komisi III mengutip undang-undang yang memberikan imunitas terhadap anggota DPR yang menyatakan pendapatnya, sementara Jaksa Agung mengutip undang-undang yang menyatakan bahwa anggota DPR wajib menjunjung tinggi etika dalam menyatakan pendapatnya. Sayang, kedua pihak langsung mengutip Kitab Undang-Undang dan bukan Alkitab. Seandainya mereka mengutip Alkitab, maka dalam perikop ini Tuhan Yesus jelas-jelas menyatakan hikmatNya yang luar biasa!
Dalam kasus ini, seorang pezinah dan gerombolan Farisi, tentu saja tidak ada satu pihakpun yang benar. Masing-masing memiliki kekurangan, dan seharusnya kekurangan ini disadari untuk kemudian diperbaiki. Demikian juga Jaksa Agung dan gerombolan anggota DPR, yang kita tahu juga bukan orang suci. Kritik dan diskusi yang terjadi seharusnya cenderung ke arah positif, menuju perbaikan kinerja dan introspeksi diri. Tapi jika yang dicari-cari adalah kesalahan dan kambing hitam, maka sulit untuk menemukan jalan keluar!
Memang dalam suasana emosi hal ini sangat sulit dilakukan. Tetapi, hanya dengan hikmatNyalah kita bisa punya kemampuan untuk mengalahkan diri sendiri seperti Tuhan Yesus - mengalahkan ego, superioritas, dan kesombongan diri untuk menerima kekurangan orang lain dan berjanji menjadi lebih baik. Hal ini ditunjukkan Tuhan Yesus di akhir perikop ini, dimana Ia berkata pada pezinah itu, bahwa Ia juga tidak menghukumnya, tetapi sang pezinah tidak boleh ebrbuat dosa lagi. Nyatanya cara ini lebih efisien dan kita melihat perubahan dalam diri sang wanita pezinah yang kemudian ebrtobat dengan tulus, tanpa harus kehilangan nyawanya!
No comments:
Post a Comment