Tuesday, April 24, 2007

Hari 2 - 24 April 2007 - Syukurlah, Tanjakan Itu Sudah Berlalu!

Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.
Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.
Yesaya 55:8-9


Pertanyaan berikutnya adalah: kalau benar ini rancangan Tuhan, kalau benar ini kehendakNya, kok jelek amat ya? Mengapa harus sesakit ini, serumit ini, sesulit ini? Mengapa kok kelihatannya sekarang tidak ada titik terang di ujung terowongan? Yang ada hanyalah udara pengap, tembok yang lembab, dan ruangan sempit yang menyesakkan hati? Karena, ini baru rancangan, baru rencana.

Seorang insinyur sipil biasanya adalah orang yang paling mengerti mengenai buruk rupanya sebuah rancangan yang setengah jadi. Betapapun indah gambarnya, betapapun cantik jadinya, lihatlah sebuah proses pembangunan rumah pada tahap awal: buruk rupa, berantakan, semrawut! Yang ada adalah kebisingan, hujaman paku-paku yang tiada henti, hantaman palu yang menyayat hati. Semuanya dihancurkan: keramik dipotong, kayu digergaji, semen diaduk. Kalau benda-benda itu bisa menjerit, mereka pasti berteriak minta tolong, tidak terima, dan menangis tersedu-sedu. Hancur berantakan! Tapi, lihatlah! Pelan-pelan, bentuk akhirnya mulai kelihatan!

Dari mulai menyemen, finishing, sampai pengecatan, semuanya masih berantakan, namun bentuk akhirnya mulai kelihatan. Akhirnya, jadinya sebuah bangunan yang cantik - apakah berbentuk minimalis atau bergaya Yunani dengan tiang tinggi! Cantik nian, dan begitu jauh dari bentuk asalnya, begitu lama sejak pembangunannya. Pemilik rumah seringkali hanya tinggal masuk ke rumah jadi, sehingga kurang menghargai karya seni itu. Tapi, coba tanya sang pembangunnya! Ia akan ingat betapa sulit mendirikan atapnya. Betapa rumit proses pemasangan tegelnya. Betapa jorok proses pemasangan pipanya. Dan sekarang... semuanya selesai! Sang insinyur kini bisa menatap karyanya dengan bangga - justru karena ia merasakan kepedihan pada awalnya. Sementara, pemilik rumah seringkali hanya mencibir karena masih kurang puas!

Nah, begitu pula rancangan Tuhan. Rancangan Tuhan jauh diatas manusia. Jika seorang insinyur sipil saja bisa berasakannya, apalagi rancangan Tuhan yang jauh lebih mulia! Memang, sekadang ini rasanya sakit, rasanya sesak, rasanya sumpek. Tapi, tabahlah, dan berjalanlah terus! Suatu saat nanti, bangunan tersebut akan jadi. Berbanggalah akan setiap hari yang lewat, karena itu berarti satu langkah lebih dekat dengan bangunan jadi yang cantik. Jangan menyerah, maju terus! Jika tiba saatnya nanti, kamu bakalan berdiri di sebuah bukit, lalu menengok ke terjalnya tanjakan di belakang. Dan berpikir: indahnya pemandangan dari sini! Syukurlah, tanjakan berat itu sudah berlalu!

No comments: