Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku“
Kel 20:5
Cemburu. Kata ini rasanya merupakan kata kedua terpopuler sesudah ‚sayang’ dalam setiap kisah asmara. Kata cemburu bisa ditemukan dalam berbagai lagu cinta, dari mulai Gombloh sampai Kris Dayanti. Cemburu diartikan sebagai sifat tidak suka atau curiga kepada pasangan kita karena pasangan itu mencintai atau melirik orang lain. Seburuk apapun efeknya, memang benar yang dikatakan bahwa cemburu adalah tanda cinta. Jika Anda masih cemburu pada pasangan Anda, maka cinta kasih Anda masih kuat. Tapi jika Anda sudah tidak perduli pasangan Anda berjalan dengan siapa, bisa diartikan pula bahwa cinta Anda padanya sudah redup.
Allah, yang mengasihi kita, tentu saja punya rasa cemburu juga sebagai tanda kasih. Seorang pendeta pernah memberikan sebuah ilustrasi yang bagus. Suatu hari, seorang istri menemukan sang suami menyimpan foto wanita lain di dompetnya. Sang istri pun lalu terbakar api cemburu, lalu menyemprot sang suami. Sang suami itu kemudian dengan enteng menjawab ,“Saya cuma menyimpan foto ini untuk iseng saja kok, tidak ada hubungan apa-apa.“ Nah para istri dan suami, atau yang masih pacaran sekalipun: bagaimana pendapat Anda mengenai jawaban itu?
Seringkali kita melakukan hal yang sama dengan iman kita. Hari Minggu ke gereja, tetapi hari Rabu menemui ’orang pintar’ untuk mencari petuah agar bisnis bisa lancar. Rumah yang sering digunakan untuk persekutuan, memiliki kertas hio atau kaca pada palang pintunya. Ketika ditanya, jawabnya enteng saja: saya kristen kok, semua itu kan hanya selingan saja, tidak menjadi dasar hidup saya. Lalu bagaimana? Betapa sulit untuk mempercayai bahwa seseorang bisa sukses karena rajin ke gereja, tetapi betapa mudah percaya bahwa kesuksesan itu datang dari semadi setiap Kamis dan mempersembahkan ayam cemani. Ingat! Apa yang kita sembah selain Dia, apa yang kita percayai selain Dia, akan membuatNya cemburu. Bukan karena benci, tapi karena kasihNya kepada kita!
No comments:
Post a Comment