“Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya”
Mat 1:24a
“Kata Maria:”Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.”
Lukas 1:37
Masih segar dalam ingatan kita, ketika tahun ini di Jakarta terjadi kasus pembunuhan seorang mahasiswi oleh pacarnya. Penyebabnya adalah sang pacar panik ketika mendapati mahasiswi ini hamil! Ini adalah salah satu dari puluhan, bahkan ratusan kasus kriminal yang melibatkan kehamilan diluar nikah. Banyak sekali pembunuhan, bayi yang dibuang, atau seseorang yang menjadi gila hanya karena tidak tahan menanggung aib ketika terjadi kehamilan diluar nikah. Bahkan di jaman serba bebas seperti sekarang inipun, kehamilan di luar nikah merupakan suatu aib yang tak terkira! Apalagi di jaman Tuhan Yesus, resiko hamil diluar nikah bahkan lebih besar lagi. Menurut Hukum Taurat, seseorang yang berbuat zinah harus dirajam sampai mati!
Dengan demikian, makin sadarlah kita akan kebesaran iman dari pasangan orang biasa yang sederhana, yakni Maria dan Yusuf. Mereka bukan nabi, bukan orang terpelajar, tetapi iman mereka luar biasa. Ketika Yusuf mengetahui bahwa Maria sudah hamil, ia berencana untuk menceraikannya (Mat 1:19). Tetapi ketika malaikat datang dalam mimpi Yusuf, beliau tanpa ragu menuruti perintah Sang Malaikat dan tetap teguh mempertahankan Maria. Padahal, bisa saja mimpinya hanyalah bunga tidur, dan itu berarti Maria sudah berbuat zinah! Tetapi, dengan iman yang luar biasa, Yusuf menerima perintah malaikat dengan ikhlas, walaupun ia bisa menanggung resiko dipermalukan oleh lingkungan sekitarnya.
Maria, tentu saja, memiliki tantangan yang juga tidak kecil. Berada dalam keadaan hamil sebelum menikah adalah suatu aib yang memalukan. Memang, malaikat mendatangi Maria dan menjelaskan mengenai kehamilannya. Tetapi, apakah kata orang-orang nanti? Apakah mereka akan percaya, bila Maria mengajukan kedatangan malaikat sebagai alasan kehamilannya? Tentu saja ini merupakan suatu beban yang tidak mudah. Belum lagi, pada saat itu, ia belum tahu sikap Yusuf. Akankah Yusuf menerimanya, jika ia mengetahui bahwa dirinya sudah mengandung? Tetapi, dengan iman yang teguh, Maria mematuhi perintah malaikat dan bersiap menghadapi resikonya.
Tanpa kebesaran iman dari dua orang biasa yang sederhana, kelahiran Sang Raja di dunia ini tidak akan terwujud. Bahwa Yusuf tidak cemburu buta dan menceraikan Maria, atau Maria tidak mata gelap dan berusaha melarikan diri karena kehamilannya, adalah suatu pernyataan iman yang hebat dari pasangan muda ini. Benar-benar suatu kondisi iman yang cocok untuk mendampingi pertumbuhan Kanak-kanak Yesus menjadi dewasa!
No comments:
Post a Comment