Tuesday, December 14, 2004

Setia Dalam Perkara Kecil

„Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar“
Lukas 16:10

Menurut saya, Jalan Raya Kalimalang antara Bekasi Barat sampai Pondok Kelapa patut dijuluki ‚Via Dolorosa’. Kalau via dolorosa asli merupakan lambang pencobaan yang dialami Tuhan Yesus pada saat Ia memanggul salib, maka saya merasa bahwa Jalan Raya Kalimalang adalah pencobaan yang sangat berat untuk saya, apalagi pada jam-jam sibuk. Bayangkan, sebagai pengendara mobil, saya harus bersabar ketika belasan motor berseliweran dan memotong jalur saya. Belum lagi motor-motor itu begitu perkasanya sampai berani memepetkan mobil saya ke tepi. Ada lagi angkot dan mikrolet yang justru berhenti pada saat lampu lalin hijau dan baru jalan pada saat lampu merah, memblokir puluhan mobil yang sudah lama mengantri. Penderitaan ini rupanya belum cukup, harus ditambah lagi dengan becak, sepeda, dan pejalan kaki yang seenaknya menyeberang. Dan last but not least, pada polisi cepek yang sangat berjasa menjaga ketertiban lalu lintas dengan menyeberangkan setiap mobil yang mau membayar. Tentu saja selalu terjadi kemacetan parah, hanya karena tindakan-tindakan tidak disiplin tadi. Melewati Jalan Raya Kalimalang tanpa menyumpah atau mengutuk merupakan suatu beban salib yang luar biasa yang nyaris tak mampu saya tanggung!
Di tengah situasi biadab semacam ini, sulit bagi kita untuk tidak larut dalam kebiadaban yang terjadi. Untuk tetap berhenti pada lampu merah, tidak menghiraukan polisi cepek, atau berhenti memberi jalan kepada kendaraan lain. Banyak mobil dan motor yang memasang stiker kristiani juga ikut nimbrung saling memotong kendaraan lain atau membayar Rp 500,- kepada polisi cepek asal dibiarkan melintas. Memang, mematuhi peraturan lalu lintas hanyalah sebuah perkara kecil. Tetapi, justru di dalam perkara kecil inilah kesetiaan kita dituntut, agar kita layak menangani perkara besar. Hal ini berlaku untuk menaati peraturan lalu lintas dan juga tidak menyumpah, mengutuk, memepet, atau memelototi mereka yang melanggar. Biarlah Tuhan yang menilai kesetiaan mereka, dan Ia jugalah yang akan mengganjar kesetiaan kita!

No comments: