“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”
Mat 6:33
Saya pernah dua kali dikagetkan dengan tulisan Mat 6:33. Yang pertama terjadi di malam hari, ketika saya mengendarai mobil di jalan tol Cikampek untuk pulang ke Cikarang dari Jakarta. Waktu itu keadaan gelap dan tidak begitu banyak kendaraan di jalan, sayapun sudah mulai mengantuk karena kondisi perjalanan yang monoton dan badan yang lelah. Tiba-tiba ada sebuah mobil Suzuki Carry tua berwarna putih di depan saya, dengan tulisan besar pada kaca belakangnya : „Mat 6:33“. Tulisan itu berwarna merah dan besar sehingga sangat menarik perhatian. Lalu saya perhatikan mobilnya. Sangat sederhana, bahkan tanpa AC karena jendelanya terbuka lebar, memperlihatkan wajah supirnya yang juga sedang mengantuk. Kelihatan bahwa sang supir adalah orang yang bersahaja, karena tidak menggunakan baju atau aksesori yang bagus.
Kejadian kedua adalah di siang hari, di sekitar Tol Bekasi Barat. Waktu itu kalau tidak salah saya baru keluar tol Bekasi Barat dari arah Cikarang, ketika sekali lagi saya melihat tulisan besar „Mat 6:33“, kali ini seingat saya berwarna putih, di kaca belakang sebuah angkot. Angkot ini tidak istimewa, hanya angkot butut biasa, mungkin dengan segala kekurangajarannya di jalan. Sayang saya hanya sempat melihat sekelebat sehingga tidak sempat mengamati apakah perilaku pengemudi angkot ini ugal-ugalan seperti yang lain atau tidak!
Karena penasaran, saya pun mencari di Alkitab mengenai Mat 6:33. Ternyata kalimat yang dikatakan Tuhan Yesus ketika berkhotbah mengenai kekuatiran ini memang memiliki kekuatan yang luar biasa. Bayangkanlah bahwa ada dua orang sederhana, yang satu memiliki sebuah suzuki carry tua yang masih dipaksa ngebut di jalan tol, dan yang lainnya memiliki angkot yang juga sangat sederhana, dengan begitu berani memasang tulisan Mat 6:33 di jendela belakangnya, tanpa tedeng aling-aling. Dapat saya bayangkan betapa mereka dalam segala kesederhanaannya pastilah sangat memahami arti kekuatiran, kuatir apakah besok bisa makan, atau kuatir apakah Natal nanti bisa beli baju baru.
Kita yang beruntung dikaruniai kemapanan ekonomi oleh Tuhan justru kadang-kadang kurang memahami makna kekuatiran. Segala sudah ada dan tersedia, sehingga kita melakukan taking it for granted, atau menganggap semuanya itu memang seharusnya tersedia. Berapa banyak mobil mewah yang memasang tulisan Mat 6:33? Jangankan tulisan itu, stiker mengenai iman Kristen saja masih ragu-ragu untuk dipasang karena takut masalah keamanan. Sekali lagi, justru kita yang mapan ini menghadapi kekuatiran dengan sikap yang salah, sementara pemilik carry dan angkot yang sederhana justru menunjukkan sikap teladan dengan tanpa kuatir memasang tulisan Mat 6:33!
Di dunia bisnis yang hiruk pikuk, kita seringkali perlu berkontemplasi dan menyadari betapa kita ini sangat beruntung bisa hidup berkecukupan. Dalam Lukas 17 diceritakan mengenai 10 orang kusta yang disembuhkan Tuhan Yesus, tetapi hanya seorang Samaria yang kembali untuk mengucap syukur (Luk 17:11-19). Mengapa 9 orang Yahudi lainnya justru tidak kembali? Karena sebagai orang Yahudi, yang merasa sebagai bangsa pilihan Allah, karunia kesembuhan itu sepertinya sudah seharusnya diberikan pada mereka. Mereka juga melakukan taking for granted, tidak lagi menghargai mukjijat kesembuhan itu sebagai karunia Ilahi yang patut disyukuri. Seorang Samaria, yang dianggap lebih rendah derajatnya daripada orang Yahudi, justru dengan segala kekurangannya sangat menyadari bahwa mukjijat kesembuhan dari Tuhan Yesus merupakan karunia yang tak ternilai harganya. Menutup perikop Lukas 17, Tuhan Yesus berkata kepada orang Samaria itu :“Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau.“ Saya yakin berkat Tuhan yang melimpah akan menyelamatkan pemilik carry dan angkot yang dengan imannya berani memasang tulisan Mat 6:33. Bagaimana dengan kita?
No comments:
Post a Comment