Tuesday, March 22, 2005

Renungan Paskah 2005 (1) - Vonis Mati

“Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.”
Yesaya 53:4-5

Hari ini koran-koran di Jakarta memberitakan mengenai eksekusi mati yang dialami Ny Astrini (50). Ny. Astrini adalah pelaku pembunuhan dengan mutilasi atas tiga orang, semuanya ibu rumah tangga yang memiliki keluarga. Masalahnya sepele, hanya masalah hutang. Salah satu korbannya bahkan hanya meminjamkan Rp 20.000,-, tetapi kemudian ketika menagih ia dibunuh dan dimutilasi sehingga sampai kini tidak ditemukan jenazahnya. Hari ini, Ny. Astrini dihukum mati di depan regu tembak Brimob Polda Jatim dengan enam peluru bersarang di jantungnya.
Kengerian mengenai hukuman mati seringkali diangkat menjadi film, diantaranya adalah The Green Mile. Dalam film itu diceritakan seorang lelaki berkulit hitam yang difitnah sehingga terancam dihukum mati. Uniknya, ia memiliki kekuatan untuk ’menyerap’ penyakit seseorang, lalu ’menghembuskannya’ keluar tubuhnya sehingga penyakitnya sembuh. Penjaga penjara yang diperankan oleh Tom Hanks sempat merasakan kesembuhan ini, sehingga ia bersimpati kepada napi ini. Buat saya, suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki kemampuan untuk menyembuhkan penyakit tetapi berada dalam daftar hukuman mati, merupakan perumpamaan yang modern tentang Tuhan Yesus.
Tuhan Yesus juga sama, Ia yang berkuasa menyembuhkan penyakit, bahkan membangkitkan orang mati, tetapi harus masuk daftar hukuman mati di kayu salib. Dan, seperti digambarkan juga dalam film The Green Mile, dimana akhirnya sang napi itu mati karena dosa orang lain, Yesus juga telah mati karena dosa-dosa kita. Kengerian hukuman mati, seperti yang dialami oleh Ny. Astrini, mungkin dirasa wajar untuk mengganjar kekejaman yang telah dilakukannya. Tetapi jika kita bayangkan, bahwa ada orang yang mau menggantikan Ny. Astrini untuk dihukum mati, maka lebih luar biasanya kengerian yang dihadapi orang itu, karena sebenarnya ia tidak bersalah. Itulah Tuhan Yesus Kristus, Sang Penyelamat yang sudah rela mati di kayu salib demi menyembuhkan bilur-bilur kita.

No comments: