Monday, March 07, 2005

Yohanes 9 Bagian 2 : Siloam, "Yang Diutus"

Saya pernah memiliki pengalaman yang luar biasa mengenai hal ini. Nenek saya, Mak Oey Sioe Kim, adalah seorang penganut Kristen yang sangat taat sejak mudanya. Beliau yang akrab dipanggil ’Simak’, selalu membawa Alkitab dan menempelkan gambar-gambar Tuhan Yesus di kamarnya. Di tahun 2000, Simak yang sudah berumur 80 tahun mengalami sakit yang sangat parah. Ia sudah tidak dapat berkomunikasi, tidur terus, badannya pun sangat kurus dan lemah. Keluarga terdekat pun sudah siap ’merelakan’ Simak, karena trenyuh melihat kondisinya yang sangat lemah. Di saat itulah banyak terjadi ’spekulasi’ mengenai Simak. Ada seorang paranormal yang mengatakan bahwa roh Simak sudah pergi, tapi tersangkut di pohon sehingga Simak tidak bisa meninggal. Ada lagi yang menganjurkan memotong ayam cemani dan memberikan sesajen khusus agar Simak bisa ’pergi’. Kami menyadari bahwa semua saran itu lahir dari rasa kasih kepada Simak dan sebenarnya hati kami pun sedih melihat Simak sakit. Namun, untuk mengikuti saran itu, berarti melanggar Firman Tuhan, yang sangat kuat dipegang Simak sebagai pedoman hidup.
Akhirnya, dengan mantap, kami memutuskan untuk tidak melakukan sesajen apapun selain mengundang pendeta dan mengadakan kebaktian di rumah. Kami pun juga berdoa setiap malam agar Simak sembuh. Beberapa keluarga sempat mencibir dan memvonis bahwa Simak pasti akan meninggal dalam hitungan hari atau minggu saja. Bahkan ada paranormal yang berani meramalkan tanggal Simak akan meninggal! Terus terang, melihat kondisi Simak yang sangat lemah, semua ramalam itu masuk akal.
Namun, dalam kelemahan itu, Tuhan menunjukkan kuasaNya. Percaya atau tidak, kondisi Simak kemudian membaik, dan beliau bertahan hidup setahun lagi, sebelum akhirnya meninggal dengan tenang dalam tidurnya, tanpa sakit penyakit. Satu persatu ramalan ’tanggal kematian’ Simak tidak terbukti, sampai perlahan-lahan kondisi Simak pulih kembali. Semua ritual, sesajen, ayam cemani, atau ramalan tanggal dari sang dukun sakti sekalipun, bungkam seribu basa di hadapan Allah: jika Ia belum memutuskan waktunya, waktu itu tak akan datang. Kami sendiri sulit percaya bahwa Simak bisa bertahan setahun sesudah sakitnya itu! Dengan kelemahan Simak, Tuhan sudah menunjukkan kuasaNya!
Begitulah seringkali Tuhan bekerja, yakni lewat orang-orang yang dianggap lemah dan tak berdaya. Dalam perikop Yohanes 9 ini, orang yang buta sejak lahir, seorang pengemis pula, digunakan Tuhan untuk menunjukkan kuasanya. Tetapi ada satu syaratnya: kuasa Tuhan baru bisa nampak jika dilakukan bersama, yakni Tuhan dengan kita sendiri. Dalam Yoh 9:4 Tuhan Yesus mengatakan bahwa ’kita’ harus bekerja, bukan hanya ’Dia’. Berarti, peranan sang manusia lemah juga penting dalam hal ini. Sang pengemis misalnya, memiliki iman yang teguh. Tidak seperti kebanyakan orang, ia dengan tegas mengakui kesembuhannya berasal dari Yesus (Yoh 9:9). Simak juga sama, beliau semasa hidupnya memiliki iman yang kuat, Alkitab selalu tidak pernah dilepas dari tangannya.
Tuhan sudah menyiapkan kita untuk rencanaNya. Adalah persoalan waktu saja, sampai tiba saatnya dimana Tuhan Yesus akan nemcampur ludahNya dengan tanah, mengoleskannya pada mata kita, dan menyuruh kita membersihkan diri di kolam Siloam (Yang diutus, Yoh 9:7). Mata kita pun akan dicelikkan – dan rencana AgungNya diwujudkan! Siapkah Anda?

No comments: